Manpower adalah istilah untuk sumber daya manusia atau tenaga kerja yang tersedia dan terlibat dalam aktivitas organisasi. Istilah ini mencakup kapasitas fisik, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya.
Pengertian Manpower
Secara umum, manpower berarti semua tenaga kerja yang dimiliki atau dapat direkrut oleh organisasi untuk menjalankan pekerjaan. Di lingkungan HR (Human Resources), istilah ini sering dikaitkan dengan tenaga kerja aktif. Bukan hanya jumlah orang, tetapi juga kemampuan, produktivitas, dan kesiapan mereka untuk bekerja.
Dalam bahasa Indonesia, “manpower” sering diterjemahkan sebagai tenaga kerja. Rujukan legal untuk konsep tenaga kerja dapat ditemukan di UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang mendefinisikan tenaga kerja sebagai setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk masyarakat. Perlu dipahami bahwa istilah “manpower” tidak selalu sama persis dengan “SDM” (sumber daya manusia), meskipun dalam praktik banyak digunakan bergantian.
Manpower Planning (MPP)
Membahas Manpower tidak bisa lepas dari Manpower Planning atau MPP. Manpower Planning, atau perencanaan tenaga kerja, adalah proses strategis untuk memastikan perusahaan memiliki jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat. Dengan keterampilan tepat, di tempat dan waktu yang tepat. Tujuannya meliputi:
- Memastikan beban kerja dapat terpenuhi tanpa overload atau kekurangan personel.
 - Menghindari biaya berlebih karena tenaga kerja idle atau overstaffing.
 - Mengantisipasi perubahan permintaan pasar atau fluktuasi musim.
 - Menjamin kesinambungan operasional dan pertumbuhan perusahaan.
 
Manfaat bisnis dari MPP sangat nyata: efisiensi biaya, kesiapan menghadapi tantangan, pengurangan risiko kekurangan keterampilan, serta kemampuan menjaga produktivitas saat kondisi berubah.
Tahapan Inti Manpower Planning
- Analisis permintaan dan pasokan tenaga kerja: Menilai kebutuhan tenaga kerja berdasarkan proyeksi bisnis dan asumsi pertumbuhan. Di sisi lain, memeriksa jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam perusahaan atau pasar tenaga kerja.
 - Workforce forecasting & skenario: Membuat skenario-skenario, misalnya, skenario optimis, moderat, dan pesimis untuk memahami beragam kemungkinan dan agar perusahaan siap dalam berbagai situasi.
 - Gap analysis (keterampilan dan jumlah): Membandingkan hasil proyeksi permintaan dengan pasokan yang ada; identifikasi gap dalam jumlah tenaga atau dalam keahlian teknis/fungsional.
 - Strategi Pemenuhan: Meliputi rekrutmen eksternal, pelatihan/upskilling/reskilling karyawan internal, outsourcing, bahkan automasi dalam beberapa tugas yang memungkinkan.
 - Monitoring dan evaluasi: Mengimplementasikan rencana, kemudian secara berkala mengevaluasi hasilnya (biasanya kuartalan atau tahunan), agar jika ada penyimpangan bisa segera diatasi.
 
Metode Perhitungan Kebutuhan Manpower
- Workload Analysis: Menghitung beban kerja (jumlah tugas x waktu rata-rata per tugas) untuk menentukan berapa banyak tenaga kerja yang diperlukan.
 - Benchmark Produktivitas: Menggunakan data historis atau standar industri untuk menetapkan produktivitas per tenaga kerja; bandwidth output vs input.
 - Shift & Coverage Model: Untuk organisasi yang beroperasi 24/7 (misalnya layanan darurat, call center, pabrik), memperhitungkan jam kerja, rotasi shift, hari libur, cuti.
 
Misal: Divisi Customer Service memiliki target merespons 500 tiket/hari, rata-rata satu CS dapat menangani 50 tiket/hari → butuh 10 CS untuk memenuhi target. Jika di luar jam kerja tambahan perlu coverage malam satu tim → tambah 2 CS shift malam.
Fungsi Manpower dalam Operasi Perusahaan
- Operasional Harian: Menjalankan produksi barang, memenuhi pesanan pelanggan, menyelesaikan layanan.
 - Kepatuhan & Keselamatan Kerja: Memastikan perusahaan punya tenaga kerja yang memenuhi standar keselamatan, pelatihan K3, serta patuh pada regulasi perburuhan.
 - Inovasi & Perbaikan Berkelanjutan: Tenaga kerja yang kompeten menjadi sumber ide, umpan balik, dan kemampuan adaptasi di era perubahan teknologi cepat.
 
Tantangan Umum & Cara Mengatasinya
Walaupun banyak manfaat dalam membantu perkembangan dan operasional bisnis, ada tantangan yang harus dihadapi. Berikut ini adalah tantangan dan cara mengatasinya.
1. Mismatch Keterampilan dan Kualifikasi
Tantangan: Karyawan yang ada tidak memiliki kompetensi atau keahlian yang sesuai dengan kebutuhan baru perusahaan, terutama ketika teknologi atau model bisnis berubah.
Cara Mengatasinya: Lakukan analisis kesenjangan keterampilan (skill gap analysis), selenggarakan program reskilling/upskilling, dan ciptakan jalur pengembangan karier yang jelas untuk mempertahankan talenta berharga.
2. Turnover atau Pergantian Karyawan yang Tinggi
Tantangan: Tingkat keluar-masuk karyawan yang tinggi menyebabkan biaya rekrutmen dan pelatihan melonjak serta mengganggu kontinuitas operasional.
Cara Mengatasinya: Tingkatkan engagement karyawan melalui lingkungan kerja positif, berikan benefit kompetitif, peluang karier, serta kelola komunikasi yang transparan.
3. Ketidakpastian Permintaan Pasar
Tantangan: Permintaan bisnis yang fluktuatif membuat perusahaan kesulitan memprediksi kebutuhan manpower.
Cara Mengatasinya: Gunakan forecasting berbasis data, buat skenario manpower (optimis, moderat, pesimis), dan terapkan model fleksibel seperti outsourcing atau tenaga kerja kontrak.
4. Ketergantungan pada Penyedia Layanan
Tantangan: Jika terlalu mengandalkan pihak ketiga, perusahaan bisa kehilangan kendali atas kualitas atau kerahasiaan proses bisnis.
Cara Mengatasinya: Pilih vendor BPO yang memiliki standar SLA yang jelas, audit rutin, dan sistem keamanan data yang ketat.
5. Komunikasi dan Perbedaan Budaya Kerja
Tantangan: Perbedaan bahasa, zona waktu, dan budaya kerja dapat memengaruhi kolaborasi antar tim internal dan penyedia BPO.
Cara Mengatasinya: Gunakan platform komunikasi terpadu, tetapkan jadwal koordinasi yang terstruktur, dan adakan pelatihan lintas budaya (cross-cultural training) bagi tim terkait.
6. Kerahasiaan Data dan Kepatuhan Regulasi
Tantangan: Data perusahaan yang sensitif berisiko bocor jika dikelola pihak ketiga yang tidak memiliki sistem keamanan memadai.
Cara Mengatasinya: Terapkan NDA (Non-Disclosure Agreement), pilih penyedia BPO yang mematuhi standar keamanan internasional (ISO, GDPR, dsb.), dan lakukan enkripsi data penting.
7. Keterbatasan Anggaran Investasi Teknologi
Tantangan: Perusahaan sering terhambat untuk berinvestasi pada sistem HRIS atau platform analitik tenaga kerja.
Cara Mengatasinya: Mulai dengan solusi skala kecil atau SaaS, fokus pada posisi paling kritis, dan gunakan dashboard analitik sederhana untuk pengambilan keputusan cepat.
8. Kesulitan Skalabilitas Tenaga Kerja Secara Cepat
Tantangan: Pertumbuhan bisnis yang cepat menuntut penambahan manpower secara mendadak yang sulit dipenuhi.
Cara Mengatasinya: Bangun talent pool internal, gunakan layanan outsourcing hybrid, dan buat pipeline rekrutmen berkesinambungan.
Manpower bukan sekadar istilah, melainkan aset penting yang menentukan keberhasilan sebuah organisasi. Dengan perencanaan tenaga kerja yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas layanan secara menyeluruh. Untuk itu, memilih mitra yang tepat sangatlah krusial.
KPSG, sebagai penyedia layanan BPO dan manajemen SDM berpengalaman, siap mendukung perusahaan Anda menghadirkan solusi tenaga kerja yang profesional, fleksibel, dan berstandar tinggi. Hubungi KPSG sekarang untuk mendapatkan konsultasi dan solusi BPO yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

